Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2017

EKOSISTEM HUTAN 🌲🌳🌴🌵🐯🐘

Gambar
----------------- Yap..project kita di hari minggu adalah membuat miniatur hutan. Pimpinan project kali ini adalah mama. Anggotanya papa, kakak dan adek. Dimulai dengan mencari tanah, pasir, dan bebatuan di halaman depan rumah. Ini tugas papa dan kakak. Mama masih umek sama adek yang lagi rewel karna demam. Setelah alat bahan terkumpul, gantian papa jagain adek, mama sama kakak eksekusi. Pertama-tama kita buat gunung. Kakak bantuin, sembari aku cerita bahwa kita akan buat gunung. Gunung itu tinggi. "Ayo kak tambahin lagi tanahnya, gunungnya kurang tinggi", kataku. Kakak bersemangat memindahkan tanah dengan tangannya. Yaaaaa namanya anak2, kalo suruh maenan pasir dan tanah kan suka banget 😂😂😂 Setelah gunung jadi, kita menebar pasir di seluruh baki. Kemudian batu2, pepohonan, rumput2, dan binatang2. Terakhir memasang tulisan ditancapkan di gunung. Waaahhh..kakak teriak2 liat hasil karyanya. Dan mulailah bertanya. Mama ini apa? / Je-ra-pah / apah / iyaaa..je-ra-pah

BERSAMA BAPAK 👪👪👪

Gambar
------------------ Melihat pasangan suami istri tadi yang dengan sigapnya membereskan buah hatinya (13 mo) yang sedang p*b, membuatku tersenyum bahagia. Betapa pemandangan ini sejuk dilihat mata, ketika si bapak ikut mengurus anak, bahkan selalu setia mendampingi anak dalam setiap proses mendidik. Beragam orang aku jumpai, pun terkadang ada yang mengeluh bagaimana si bapak ga mau tau tentang keriwehan momong anak, ga mau tau baju2 yang menumpuk, ga mau tau ada tidaknya makanan di meja makan. Ah kasihan sekali si ibu. Mengerjakan apa2 sendiri. Bapak... Itu anakmu, urusi popoknya, urusi makannya. Bantu istrimu mempersiapkan segalanya. Jangan apa2 manggil istri. Istrimu bukan robot. Hayooo..jangan lupa, setan merusak rumah tangga tidak hanya dengan hadirnya orang ketiga, tapi juga melalui sela2 lelahnya istri akan urusan domestik, hingga istrimu marah, emosi, kecil hati dan putus asa. Bapak... Mencari nafkah memang kewajibanmu, tapi tidak serta merta menggugurkan kewajibanmu mend

AMANAH 😟

------- Mulai kemarin hatiku bergejolak. Mendapati sebuah amanah baru yang sangat tidak aku inginkan. Sangat aku tidak suka. Buat aku amanah itu berat. Akan ada pertanggungjawabannya baik di mata manusia maupun di mata Allah. Setiap amanah akan ditanya oleh Allah. Sudahkan seorang pemimpin melakukan amanahnya dengan menegakkan hukum-hukum Allah dengan adil? Astaghfirullah, berat sekali amanah itu. Terlebih di dunia yang serba carut marut begini. Hasil tes 4 kepribadian dasar manusia menunjukkan bahwa aku adalah seorang melankolis pleghmatis. Tidak kuat aroma koleris di jiwaku. Itulah sebab kenapa aku tak bergairah ataupun berambisi memimpin sesuatu. Tapi jikalau memang diperlukan dan aku menyukai, bisa. Misal, dulu pernah semasa SMA aku memegang amanah sebagai ketua liqo. Ketika kuliah, pernah aku memimpin sebuah tim paduan suara dalam lomba pajak. Dan saat ini pun, aku mengajukan diri menjadi manajer keuangan salah satu organisasi perempuan di Kalteng sekaligus merangkap sebagai

RUMAH TAK BERJAMBAN, AKANKAH MEMILIKI SOLUSI?

Gambar
September kemarin tim dari Puskesmas Muara Laung melakukan perjalanan dinas ke Desa Tumbang Bahan Kecamatan Laung Tuhup Kabupaten Murung Raya. Salah satu agenda kegiatannya adalah penyuluhan tentang jamban, sekaligus melakukan survey jumlah rumah yang tidak memiliki jamban. Dari hasil survey ternyata hampir 90% rumah di desa tersebut tak memiliki jamban. Masyarakat mengatakan bahwa sungai adalah tempat utama mereka buang air besar. Berawal dari ketidaktahuan masyarakat akan pentingnya jamban, maka buang air besar di sungai menjadi budaya turun temurun. "Tapi susah pak pas lagi mancur, kadang belum sampe sungai udah keluar, susah juga pas hari hujan", tutur salah satu masyarakat ketika ditanya petugas apa saja kesulitan ketika tidak memiliki jamban di rumah. Tak hanya dangkalnya pengetahuan, pencetus lain dari rumah tak berjamban adalah faktor ekonomi. Masyarakat mengeluhkan biaya yang besar untuk membangun sebuah jamban. Petugas mengatakan bahwa inti dari jamban adala

WONDER WOMAN kuuuuu...

Gambar
Kalo udah berbicara tentang wonder woman, tak ada sosok lain di kepala ini selain ibunda tercinta, mama Ni Wayan Sri Adnyani . Ketika aku berusia 6 tahun, baru aja duduk di bangku Sekolah Dasar, papa meninggalkan kami semua dalam sebuah kecelakaan tragis. Sejak saat itulah, mama membesarkan kami semua dengan bersusah payah, sendiri. Mama adalah orang yang mengajarkan kami tentang keajaiban. "Just do it. Lakukan apa yang bisa dilakukan, dan tunggulah keajaiban itu akan datang". Kira2 seperti itu kesimpulan dari petuah mama. Berbekal dengan gaji pas2an, mama berusaha memenuhi impian anak2nya. Ia percaya, bahwa ketika Allah menempatkan kita di suatu tempat, pasti Allah akan memberikan jalanNya. Pasti akan ada kemudahan2. Itu juga yang terjadi padaku kala itu. Di tahun 2006, melalui tes Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB), aku lulus di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember. Aku : Ma, gimana ma? Dek anis lulus di FKG Jember. Mama : Ya diambillah dek, sayang, i

BERBAGI SENYUMAN

Gambar
Malem ini kami gelap2an lagi, listrik tak menyala lagi, tersisa sedikit power di HP ini, cukuplah untuk menulis apa yang ada di kepalaku tentang cerita kemaren sore. Obrolanku dengan suami. "Ma, itu ada acara apa? Koq pada ke sana semua?", tanya suami. "Ga tau Pa, mungkin masak2 mereka", jawabku asal sambil ngajakin adek maenan air. "Koq kek gitu ya Ma?," tanyanya lagi. "Kenapa Pa?", tanyaku balik, ga biasanya suami protes, ga kayak aku, hehehe. "Koq lewat gitu aja ya Ma? Ga nyapa sama sekali. Senyum juga engga", jawabnya kecewa. .................... Aku menangkap kekecewaan di wajah suami kala itu. Iya, dia tak menyangka akan diacuhkan oleh orang yang dia kenal. Eeemmm..kenal deket sih engga, tapi cukup tau itu siapa. Memang ya sedih dan kecewanya seseorang terkadang datang dari hal-hal yang nampak kecil dan sepele. Mungkin itulah alasan kenapa berbagi senyum itu salah satu sedekah, karna mampu membahagiakan orang yang

CINTA UNTUK ELVAN

Gambar
Adalah Elvan Yulandi Alfahrezy, putra semata wayang Bapak Syukrajudin dan Ibu Yunika Mariani,   seorang siswa disabilitas yang menuai cinta dari orang-orang di sekelilingnya. Elvan, begitu panggilan akrabnya, lahir 12 tahun yang lalu dalam keadaan sehat. Ia tumbuh menjadi anak yang ceria dan sangat pintar. Akan tetapi ketika usianya menginjak 2 tahun, ada sebuah kejadian yang mengakibatkan Elvan lemah otot. Elvan tak lagi bisa berjalan. Orang tua Elvan tak patah arang. Mereka membawa Elvan ke banyak dokter, dan dokter mengatakan bahwa Elvan harus fisioterapi secara rutin. Terbatasnya tenaga fisioterapi kala itu memaksa Elvan terapi ke luar kota, Muara Teweh. Akan tetapi proses terapi ini terkendala jarak dan waktu, karna kedua orang tua Elvan tidak bisa meninggalkan pekerjaannya terus-menerus. Kemudian fisioterapi dilanjutkan di kota setempat, Puruk Cahu. Jarak tempuh dari Muara Laung kurang lebih 1 jam. Dulu, jalan ini sangat kacau sekali. Tapi mereka terus menekuni fisio

BATIK

Gambar
Pagi tadi sebelum berangkat kerja aku sempatkan sebentar melirik grup menulis di Whatsapp . Teman-teman sedang asik diskusi memilih tema untuk nulis hari ini. Pilihan pertama "batik". Ada tanya dalam hati, tapi aku urungkan karna waktu sudah menunjukkan pukul 07.50 wib. Waktunya berangkat kerja. Sembari jalan (aku berangkat kerja jalan kaki), sembari mikir. Batik? Duh mau nulis apa ya tentang batik? Kenapa batik sih? Ga ada ide. Ah nanti sampe puskes kalo ga ada pasien baca grup lagi lah, kan belom ketok palu tadi untuk tema hari ini. Semoga hasil voting bukan batik. Sampai di puskesmas pasien ga ada. Buka grup lagi, oh noooo!!! Hasilnya BATIK . Baiklah mau ga mau harus mau ya. Hasil kesepakatan bersama. Dan masih tetep heran. Kenapa batik yaaaa?? Ah berselancar di fesbuk dulu lah, masih belom minat nulis karna memang masih blank mau nulis apa. Asik scrolling beranda, eeeehhhh tiba-tiba ada beberapa postingan bahwa hari ini adalah hari batik. Astaghfirullah , pantesan y

SABAR ITUUUUU...

Gambar
Sabar adalah kata yang sering kita ucap kepada teman, sahabat, ataupun saudara kita ketika ia sedang dirundung masalah ataupun musibah. Sabar ini sulit diaplikasikan dalam hidup ketika kita tidak dekat denganNya. Dimulai dari ibadah, ketika kita sabar melakukan segala perintahnya, maka akan diikuti oleh kesabaran-kesabaran lainnya. Karna mereka yang dekat dengan Allah akan selalu percaya janji Allah SWT dalam Q. S. Surat Al-Insyirah ayat 6 "Sesungguhnya setelah kesulitan ada kemudahan" Kalo kata suami tiap kali aku emosi, marah, kecewa, dsb "Maaa, kalo sabarmu berbatas, tandanya mama belum sabar" 😢😢😢 Iyaaa, terkadang kalo udah terlanjur sebel, suka lupa ama JanjiNya. Dan memang ya, perlu pendekatan ekstra agar senantiasa ingat akan janji-janji Allah dan senantiasa ingat bahwa Allah tak pernah ingkar janji. Karna tanpa pendekatan dengan-Nya, maka kita akan sangat jauh dari kesabaran. #OneDayOneStatus #Day9 #BelajarMenulis #IIPKaltimra