PURUK CAHU, KOTA EMAS
Ketika saya menyebut nama kota ini, masih banyak teman-teman yang bertanya "dimana itu Nis?". Well, saya sendiri denger namanya ketika awal mula PTT dulu. Ntahlah nanti saya bakal berada di negri antah berantah mana itu yang namanya Puruk Cahu, hehehe. Puruk Cahu ini ibukota Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah. Kurang lebih 10 jam dari Palangkaraya melalui darat. Bisa melalui udara, tapi jam keberangkatannya hanya dua kali dalam seminggu.
Pertama kali dateng ke kota ini tahun 2014, malem pertama tinggal di Hotel Gita, malam selanjutnya pindah ke penginapan, hahaha, dinas ga mau bangkrutlah ya. Soalnya aku dikelelerin 2 minggu di Puruk Cahu sebelum ditugaskan ke daerah sangat terpencil. Jadilah saya ini luntang lantung sendirian di kota ini. Untungnya dari jaman kuliah dah biasa keluyuran sendirian, jadi keadaan yang kek gini ini ga kaget lagi.
Iseng-iseng esok harinya keluar jalan-jalan (jalan kaki lo ini), tengak tengok nyari kendaraan. Harapannya sih seperti di Jawa, ada angkot ntah jurusan kemana, langsung naek aja, toh kesasar tinggal tanya orang, trus ditunjukin angkot untuk kembali, beres. Enak kan keliling kota dengan biaya minimal, hahaha. Atau becak lah minimal, biar bisa menikmati kota ini secara perlahan. Terus aku susuri jalan, hasilnya nihil. Baiklah, saatnya bertanya-tanya.
"Pak, di sini kendaraan umumnya apa ya?", tanyaku kepada salah seorang penjual toko.
"Ga ada mba, ga ada angkutan umum di sini", jawabnya.
"Haaaaaah?? (melongo, serius ini melongo hebat, kebiasaan jelek kalo kaget mesti melongo kek orang bego). Beneran pak?? Trus masyarakat gimana??", tanyaku lagi.
"Ya mereka naek motor sendiri-sendiri mba, atau kalo mau naek ojek ada mba. Emang mba mau kemana? masih baru ya di sini?", si bapak balik bertanya.
"Pengen jalan-jalan aja pak. Iya saya masih baru di sini. Yawda deh pak, saya lanjut jalan lagi ya, makasih infonya".
Pembicaraan usai. Saya lanjut jalan. Jalan kaki ntah sampe mana waktu itu, pokoknya jalan aja, pengen tau kota ini. Saya perhatikan setiap sudutnya. ada yang sangat menarik di sini selain tidak adanya kendaraan umum. PARKIR KENDARAAN!!
Saya berasal dari Lampung, lebih tepatnya Lampung Timur, yang sudah banyak orang tau kejahatan di sana sangat tinggi, terutama curanmor. Yep, jangankan ditaruh di teras rumah, wong udah di dalem rumah dikunci berganda-ganda aja masih juga bisa diambil orang. Mobil juga dengan sangat mudahnya dicuri. La iniiiiiii????? Di Puruk Cahu motor masih keleleran dengan sangat manis di teras-teras rumah atau di pinggiran jalan. Ga cuma siang lo yaaaa, berlaku juga untuk malam harinya. Mobil-mobil juga cuma ditaruh di depan gang. yoooohhhh...aku takjub. Keren kota ini!! dalam hatiku.
Ketertarikan saya akan sesuatu yang baru memang luar biasa. Seakan tak pernah berhenti untuk terus mengais informasi. Waktu 2 minggu itu saya gunakan untuk mewawancara masyarakat sekitar penginapan yang saya tinggali. Tukang ojek, tukang parkir, sopir klotok, penjual makanan, atau dengan orang yang lalu lalang. Siapa aja deh yang ketemu saya dan nampak santai bisa diajak ngobrol berlama-lama, pasti saya tanya-tanya, ehehehe, modus biar saya sendiri ga kebosenan. Akhirnya ada yang berbaik hati mengantarkan saya melihat alun-alun kota (sayang waktu itu ga terfoto, yang saya lampirkan adalah kondisi alun-alun terbaru), trus saya juga di ajak liat iconnya kota, Jembatan Merdeka, terakhir liat Air Terjun Pesanggrahan. Alhamdulilah. Memang ya, menambah silaturahmi itu bikin kita kecipratan rejeki banyak. Saya bisa keliling kota gratis deh, hahaha.
Ohya, yang paling bikin saya melongo lagi nih,ternyata Puruk Cahu itu Kota Emas. Wooooowwwwwwwww, mata saya terbelalak kaget. Ternyata karna emasnya banyak inilah Puruk Cahu dikenal masyarakat di luaran sana. Di alun-alunnya sekarang sudah dipampang gede-gede tulisan PURUK CAHU KOTA EMAS. Ahhhh..bangga bisa berada di sini. Apalagi baru aja hari ini bisa ngeliat langsung masyarakat yang mencari emas di pinggiran Sungai Barito. Nah teman-teman yang berkunjung kemari, jangan lupa untuk menikmati pesona kota ini ya, ada Bundaran Emas, alun-alun, Jembatan Merdeka, Taman Sapan, Air Terjun Pesanggaran, dan masih banyak lagi. Bisalah saya banttu guide-in nanti. Kalo siap berpetualang lagi kita bisa naik ke atas lagi, ke Kecamatan Uut Murung, tempat saya mengabdi dulu, di sana ada Tugu Equator, Air Terjun Bumbun yang keren abis karna punya tujuh tingkatan, dan Pasir Putih yang woooowwwww banget karna sekaligus bisa berfoto di Pegunungan Muller. Banyak sekali yang bisa diceritakan tentang keindahan kota ini, tapi kali ini cukup segini dulu. Kalo sempet nanti lanjut part II nya.
Jejak Petualang
Yulis Setiawan's Family
#ODOS
#day6
#BelajarMenulis
#IIPKaltimra
Pertama kali dateng ke kota ini tahun 2014, malem pertama tinggal di Hotel Gita, malam selanjutnya pindah ke penginapan, hahaha, dinas ga mau bangkrutlah ya. Soalnya aku dikelelerin 2 minggu di Puruk Cahu sebelum ditugaskan ke daerah sangat terpencil. Jadilah saya ini luntang lantung sendirian di kota ini. Untungnya dari jaman kuliah dah biasa keluyuran sendirian, jadi keadaan yang kek gini ini ga kaget lagi.
Iseng-iseng esok harinya keluar jalan-jalan (jalan kaki lo ini), tengak tengok nyari kendaraan. Harapannya sih seperti di Jawa, ada angkot ntah jurusan kemana, langsung naek aja, toh kesasar tinggal tanya orang, trus ditunjukin angkot untuk kembali, beres. Enak kan keliling kota dengan biaya minimal, hahaha. Atau becak lah minimal, biar bisa menikmati kota ini secara perlahan. Terus aku susuri jalan, hasilnya nihil. Baiklah, saatnya bertanya-tanya.
"Pak, di sini kendaraan umumnya apa ya?", tanyaku kepada salah seorang penjual toko.
"Ga ada mba, ga ada angkutan umum di sini", jawabnya.
"Haaaaaah?? (melongo, serius ini melongo hebat, kebiasaan jelek kalo kaget mesti melongo kek orang bego). Beneran pak?? Trus masyarakat gimana??", tanyaku lagi.
"Ya mereka naek motor sendiri-sendiri mba, atau kalo mau naek ojek ada mba. Emang mba mau kemana? masih baru ya di sini?", si bapak balik bertanya.
"Pengen jalan-jalan aja pak. Iya saya masih baru di sini. Yawda deh pak, saya lanjut jalan lagi ya, makasih infonya".
Pembicaraan usai. Saya lanjut jalan. Jalan kaki ntah sampe mana waktu itu, pokoknya jalan aja, pengen tau kota ini. Saya perhatikan setiap sudutnya. ada yang sangat menarik di sini selain tidak adanya kendaraan umum. PARKIR KENDARAAN!!
Saya berasal dari Lampung, lebih tepatnya Lampung Timur, yang sudah banyak orang tau kejahatan di sana sangat tinggi, terutama curanmor. Yep, jangankan ditaruh di teras rumah, wong udah di dalem rumah dikunci berganda-ganda aja masih juga bisa diambil orang. Mobil juga dengan sangat mudahnya dicuri. La iniiiiiii????? Di Puruk Cahu motor masih keleleran dengan sangat manis di teras-teras rumah atau di pinggiran jalan. Ga cuma siang lo yaaaa, berlaku juga untuk malam harinya. Mobil-mobil juga cuma ditaruh di depan gang. yoooohhhh...aku takjub. Keren kota ini!! dalam hatiku.
Ketertarikan saya akan sesuatu yang baru memang luar biasa. Seakan tak pernah berhenti untuk terus mengais informasi. Waktu 2 minggu itu saya gunakan untuk mewawancara masyarakat sekitar penginapan yang saya tinggali. Tukang ojek, tukang parkir, sopir klotok, penjual makanan, atau dengan orang yang lalu lalang. Siapa aja deh yang ketemu saya dan nampak santai bisa diajak ngobrol berlama-lama, pasti saya tanya-tanya, ehehehe, modus biar saya sendiri ga kebosenan. Akhirnya ada yang berbaik hati mengantarkan saya melihat alun-alun kota (sayang waktu itu ga terfoto, yang saya lampirkan adalah kondisi alun-alun terbaru), trus saya juga di ajak liat iconnya kota, Jembatan Merdeka, terakhir liat Air Terjun Pesanggrahan. Alhamdulilah. Memang ya, menambah silaturahmi itu bikin kita kecipratan rejeki banyak. Saya bisa keliling kota gratis deh, hahaha.
Ohya, yang paling bikin saya melongo lagi nih,ternyata Puruk Cahu itu Kota Emas. Wooooowwwwwwwww, mata saya terbelalak kaget. Ternyata karna emasnya banyak inilah Puruk Cahu dikenal masyarakat di luaran sana. Di alun-alunnya sekarang sudah dipampang gede-gede tulisan PURUK CAHU KOTA EMAS. Ahhhh..bangga bisa berada di sini. Apalagi baru aja hari ini bisa ngeliat langsung masyarakat yang mencari emas di pinggiran Sungai Barito. Nah teman-teman yang berkunjung kemari, jangan lupa untuk menikmati pesona kota ini ya, ada Bundaran Emas, alun-alun, Jembatan Merdeka, Taman Sapan, Air Terjun Pesanggaran, dan masih banyak lagi. Bisalah saya banttu guide-in nanti. Kalo siap berpetualang lagi kita bisa naik ke atas lagi, ke Kecamatan Uut Murung, tempat saya mengabdi dulu, di sana ada Tugu Equator, Air Terjun Bumbun yang keren abis karna punya tujuh tingkatan, dan Pasir Putih yang woooowwwww banget karna sekaligus bisa berfoto di Pegunungan Muller. Banyak sekali yang bisa diceritakan tentang keindahan kota ini, tapi kali ini cukup segini dulu. Kalo sempet nanti lanjut part II nya.
Jejak Petualang
Yulis Setiawan's Family
With bibi dan teman kesayangan |
Jaman adek masih baru lahir |
Jembatan Merdeka
|
Cari emas di Sungai Barito |
#ODOS
#day6
#BelajarMenulis
#IIPKaltimra
Komentar
Posting Komentar